RGu3u8BLriTwtLKTeinGPrfojNsvmeTyU6ah0e1k

#BatikIndonesia : racikan tradisi dan inovasi yang mampu menceritakan keindahan dan ragam budaya Indonesia

Coba hitung dan ingat-ingat. Berapakah jumlah pakaian batik yang ada di lemari kamu? Beberapa atau bisa jadi banyak (koleksi). Pertanyaan ini bukanlah pertanyaan aneh yang saya berikan untuk kawula muda pembaca tulisan ini. Karena batik tidak terbatas untuk kalangan usia tertentu. Balita hingga tua pasti pernah menggenakan batik. Yakin? Sangat yakin.


Tahun 1993, 30 Juni. Saya dilahirkan di sebuah desa, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Saat itulah tangisan bayi untuk yang pertama kali terdengar disebuah bilik rumah ‘mbah dukun bayi’. Bukan di sebuah rumah sakit dengan bantuan dokter, tapi inilah trend pada masa itu. Masyarakat yang hamil dan melahirkan membutuhkan jasa dukun bayi, bukan dokter. 


Zaman dahulu istilah dokter masih asing umtuk masyarakat di desa saya. Dengan skill yang dimiliki mbah dukun bayi itu lahirlah saya, seorang anak laki-laki yang saat ini berusia 23 tahun. Begitulah cerita yang sempat di dongengkan oleh ibu.

Ketika bayi baru dilahirkan, ada beberapa tahap perkembangan ala tradisi jawa yang saya ketahui. Dimulai dari tahap bayi di bedong (dililit jarik: kain panjang bermotif batik), balita bisa disapih dari ASI, hingga balita tumbuh kembang dengan fase-fase lainnya. Inilah bukti bahwa orang-orang dengan budaya dan tradisi jawa telah bersentuhan dengan kain batik sejak bayi.

Perkenalan dengan batik semakin berlanjut ketika dibangku sekolah. Para siswa masih berhubungan baik dengan batik. Sekolah taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah menengah pertama, Sekolah menengah atas menjadikan batik menjadikan salah satu seragam wajib yang harus dikenakan pada hari tertentu. Tak terkecuali saat ini, ada jenjang playgroup yang mengenakan batik untuk seragam. Secara umum seragam batik dikenakan pada hari rabu dan kamis. 


Mata pelajaran disekolahpun juga menawarkan pengalaman menarik terkait pengetahuan batik-membatik. Menggambar motif yang mereka (siswa) miliki dirumah, membuat motif batik sebagai bentuk inovasi. Pengalaman memegang canting dan memainkan manja lelehan malam saya dapatkan di tingkat sekolah menengah atas pada pelajaran SBK (Seni Kebudayaan dan Kesenian).


Saya rasa, masuknya pengetahuan tentang batik-membatik juga perlu disisipkan di bidang pendidikan untuk keperluan melindungi warisan batik Indonesia. Banyuwangi, tempat tinggal saya juga mempunyai banyak motif batik loh, salah satu yang paling terkenal yaitu batik Gajah Oling. Ada juga event-event tahunan BBF (Banyuwangi Batik Festival) yang bertemakan batik. Seperti ini .....

Batik Gajah Oling

Sedangkan untuk acara-acara di tingkat yang lebih spesifik. Biasanya lomba-lomba fashion bertemakan batik diadakan oleh sekolah-sekolah di Banyuwangi.

Serunya Peragaan 'Fesyen' di Trotoar Banyuwangi


Satu kata, membuat batik itu ternyata susah dan penuh kesabaran. Untuk pemula seperti saya, pasti akan terjadi tetesan-tetasan malam yang tidak diinginkan. Jatuh sendiri di kain yang sedang kita kerjakan. Perasaan benar-benar dipermainkan dan campur aduk. Kadang malam yang dipanaskan terlalu encer, tiba-tiba teman ngajak ngobrol dan kemudian tidak sengaja malam menetes di kain, hingga teknik-teknik yang kurang tepat dilakukan sehingga mempengaruhi hasil. 

Sumber : astatakdira25.wordpress.com

Wajar, saya belum pernah membatik sebelumnya. Dan akhirnya bisa menuliskan pengalaman membatik ini, membatik rupanya tidak semudah yang pernah saya lihat di tivi-tivi (televisi). Meskipun sudah mempelajari modul dan teori ‘pak guru’ yang sebelumnya telah diberikan. Lagi-lagi, perlu keahlian dan ketelatenan untuk menghasilkan batik sesuai harapan.

MOTIF GAMBAR MELINGKAR-LINGKAR DI KAIN ITULAH YANG DISEBUT BATIK

Benar nggak ya? Jawaban mudah yang saya katakan ketika ada orang yang menanyakan batik itu seperti apa. Defisinisi batik versi saya sekaligus saya gunakan untuk membedakan kain batik dan kain (bukan) batik. Lalu, kain bisa disebut sebagai batik itu yang seperti apa sih?


Kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu ”tik” yang berarti titik/matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik” - id.wikipedia.org

Saya belum menemukan artikel 'cara membedakan batik dan bukan batik' yang bisa mematahkan definisi asal-asalan tersebut. Jadi menurut saya, membedakan kain batik dan bukan batik masih bisa digunakan. Batik itu, motif gambar yang ada pada sebuah kain, tidak berbatas warna, cara pembuatan, bahan.



Jika dilihat secara kasat mata kain yang mempunyai motif titik-titik, mlungker-mlungker (garis melingkar-lingkar, tidak sejajar) dan mempunyai detail yang (hampir) kebanyakan njelimet, itulah batik. Dan pasti, motif batik mempunyai cerita di balik gambar-gambarnya. Disinilah keunikan batik. Racikan tradisi dan inovasi yang mampu menceritakan keindahan dan ragam budaya Indonesia. 

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang ada sampai saat ini. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB loh. 



Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun. Kadang kadang motif tertentu dikenali darimana batik tersebut berasal, misal batik dari daerah tertentu. Beberapa lainnya, motif batik dapat juga menunjukkan status seseorang.

sumber : papasemar.com

Bereda dengan motif batik yang ada pada zaman dahulu berkaitan dengan warisan keraton atau kerajaan serta cerminan sejarah, saat ini motif batik terus dikembangkan. Inovasi-inovasi kreatif batik telah berhasilkan dihadirkan oleh banyak orang dan semua kalangan, pemuda-pemudi dari berbagai daerah di Indonesia. Semakin kesini, batik sifatnya tak lekang oleh waktu, sama seperti lagu Kerispatih. Hal ini menjadikan batik sebagai fashion khas dan bagian dari identitas bangsa Indonesia.

Jika batik mendunia, idola kamu sangat mungkin mengenakan batik desain kamu juga loh. Pernah bayangin nggak sih? hehe

Sumber : www.solopos.com

Tidak kalah bangganya, jika motif batik hasil karyamu bisa ditampilkan di event-event keren. Yuk ciptakan karya batikmu untuk mempromosikan daerahmu dan negaramu. Jika di Jogyakarta punya event JIBB (Jogja International Batik Biennale), di Banyuangi juga ada loh. Mau tau keseruan event batik tahunan di kota saya (Banyuwangi) kemarin? Check this out .... Semoga menginspirasi ...

Banyuwangi Batik Festival BBF
9 September 2016


Inovasi, menciptakan sesuatu yang baru dengan batik. Mulai dari munculnya motif-motif baru hingga mengkolaborasikan batik dengan elemen lainnya sehingga batik menjadi naik level. Seperti yang telah dilakukan oleh mbak, Nur Wahyuni (Mbak Yuyun, 40 tahun). Mbak Yuyun berhasil memadukan salah satu jenis cemilan dengan ciri khas budaya yang dimiliki Indonesia. Menciptakan tiga jenis corak batik yang diimplementasikan ke dalam kue keringnya. Ada motif Kawung, Parang Rusak dan Batik Truntum.

Ayo kreatif seperti mbak Yuyun! Seorang pengajar di salah satu sekolah tinggi di Jogjakarta, yang juga seorang ibu rumah tangga ini menciptakan inovasi yang 'out of the box'. Kreatif, (mungkin) belum pernah di pikirkan oleh banyak orang. Tidak heran jika mbak Yuyun ini  menyabet juara 1 dalam Lomba Kreasi Oleh-oleh Makanan Khas Jogja yang diselenggarakan Disperindagkop DIY pada November 2015 lalu.

sumber : jogja.tribunnews.com

Tidak hanya untuk mempercantik kue kering, kue basah seperti di bawah ini juga telah diciptakan oleh orang-orang yang super kreatif di Indonesia

sumber : masadera.com

Kota Jogjakarta pasti bangga mempunyai orang-orang kreatif seperti mbak Yuyun ini. Rasa bangga itu menjadi double karena beberapa waktu sebelumnya Jogjakarta juga dinobatkan sebagai kota batik dunia. Hanya mbak Yuni? Tidak dong, masih banyak orang-orang kreatif dan berprestasi yang berhasil meracik batik menjadi karya yang memiliki nilai guna lebih dan suatu barang yang istimewa. 


Indonesia itu kaya, baik alam maupun budaya. Hal ini pelu didukung dengan sumberdaya yang kreatif tanpa batas untuk menciptakan inovasi (sesuatu yang baru, hasil dari pengembangan yang sudah ada saat ini). Begitu juga dengan ide yang bisa muncul dari mana dan kapan saja. 

Atau mungkin setelah membaca cerita saya ini, kalian punya ide-ide keren untuk meracik batik menjadi sesuatu yang baru tanpa menghilangkan unsur batik itu sendiri. Itung-itung sebagai bentuk dukungan kita terhadap program JIBB (Jogja International Batik Biennale) untuk menduniakan Indonesia dengan batik.


Oh iya, JIBB adalah sebuah event 2 tahunan untuk mendukung Jogja sebagai Kota Batik Dunia. Selain itu, yang utama adalah memupuk kecintaan kita pada warisan leluhur bangsa Indonesia. Jika teman-teman ingin tau lebih lagi tentang JIBB bisa klik disini ya!

Rasanya  pengen main-main di event JIBB, datang dan nonton rangkain acara secara langsung. Ya, semoga tahun depan memupunyai kesempatan! Untuk teman-teman yang bisa join di acara ini, tenang. Serangkaian acara JIBB masih berlangsung ya, mari merapat :)




Semoga, dengan tulisan ini bisa memancing ide menciptakan inovasi baru dengan batik ya, salam kreatif!
Related Posts

Related Posts

2 komentar

  1. Batik memang ciri khas orang Indonesia. Dan itu berarti kita harus melestarikan budaya batik agar tidak lagi di klaim oleh bangsa lain seperti yang terjadi beberapa waktu lalu

    BalasHapus
  2. Keren kak, sukses ya lombanya. Yakin pasti juara :D

    BalasHapus