RGu3u8BLriTwtLKTeinGPrfojNsvmeTyU6ah0e1k

The Power of Receh yang sering disepelekan #AyoMenabung!


 “Dadio bocah sing gemi, setiti lan ngati-ngati. Gemi tegese hemat. Wong sing gemi iku ora gelem ngetokake prabeya utawa barang kang tanpa tanja. Kabeh pengeluaran dipetung kanthi premati. Setiti, kabeh pengeluaran dicathet lan disetitiake. Ojo ono sing ketlisut utawa ilang. Ning endi wae awak di jaga lan kudu ati-ati. – Bapak.

gambar : bogor.tribunnews.com

Paragraf dalam bahasa jawa diatas selalu terngiang di kepala ketika saya mengebu-gebu untuk mengeluarkan uang untuk membeli/memenuhi keinginan yang sifatnya hanya kesenangan semata. Nasehat dalam bahasa jawa yang selalu dan pasti saya dapatkan ketika pulang ke rumah dari bapak, ibuk juga. Nasehat orang tua kepada kami sejak kecil hingga sekarang.

Salah satu nasehat dalam bahasa jawa yang isinya tidak lain untuk memberi nasehat untuk mengatur ekonomi dan pengeluaran. Gemi: Hemat, Setiti: Cermat, Ngati-ati: berhati-hati. Begitulah 3 kosakata yang perlu digarisbawahi sekaligus makna dari masing-masing kata jika diterjemahankan dalam bahasa Indonesia.

Bahwa mengatur ekonomi dan pengeluaran itu membutuhkan tiga kecakapan yaitu: Hemat, Cermat dan berhati-hati. Nasehat dari bapak-ibuk di rumah yang selalu menjadi reminder, alarm bahkan security sistem untuk keinginan-keinginan saya yang jumlahnya tidak sedikit, sedangkan rupiah yang saya miliki terbatas. Terbatas untuk kebutuhan lain-lain yang sifatnya lebih penting.

Kondisi seperti inilah yang pada akhirnya membuat saya pesimis untuk mewujudkan keinginan-keinginan saya tersebut. Tidak lain Masalah utama yang saya alami yaitu faktor perekonomian keluarga yang kurang baik (pas-pasan).

Menyadari kondisi ini, saya mulai memperkokoh pondasi atas keinginan dan mimpi-mimpi yang ingin saya wujudkan dimasa depan. Keinginan untuk memiliki unit barang impian tertentu dan pemenuhan kebutuhan (banyak) lain yang pastinya tidak mungkin bisa saya dapatkan secara instan tanpa mempersiapkan dari sekarang. Saatnya cerdas dalam finansial untuk mewujudkan mimpi, Ayo Menabung!

                                                 gambar : liriklagu-anak.blogspot.com

Saat ini saya masih berstatus mahasiswa aktif disalah satu perguruan tinggi di Jawa Timur. Selain menjalankan peran sebagai mahasiswa, saya juga nyambi menjadi seorang freelancer untuk menambah penghasilan. Eh, lebih tepat jika saya menyebutnya uang saku tambahan.

Meskipun dikategorikan pendapatkan dengan jumlah tidak pasti setiap bulan tapi terhitung lumayan bagi saya. Bisa saya gunakan sebagai uang tambahan pengeluaran foto copy materi/bahan perkuliahan, juga pemenuhan kebutuhan anak kos pada umumnya. Dan sisanya (sedikit) saya tabungkan.

Lumayan (lagi), dikarena uang saku bulanan yang saya terima dari orang tua sebenarnya memiliki jumlah nominal yang tidak menentu. Disesuaikan dengan perekonomian keluarga pada saat itu. Jadi, dapat dipastikan tabungan yang saya kumpulkan sedikit-demi sedikit ini berasal dari fee pekerjaan saya sebagai freelancer. 

Walaupun nominal uang yang saya tabungkan tidaklah besar, saya yakin receh-receh yang saya kumpulkan saat ini akan bisa mewujudkan mimpi-mimpi saya dimasa yang akan datang. Percaya the power of Receh kan?


gambar : sastraharta25.wordpress.com

Saya begitu yakin bahwa satu persatu impian kita akan diwujudkan oleh sebuah recehan koin dan lembaran tipis yang rutin saya sisihkan saat ini. Apalagi menjadi sangat bersemangat untuk rajin menabung ketika menemukan sosok inspiratif yang berhasil mencapai impiannya dari menabung. Cerita inspiratif dan unik dari orang-orang perihal menabung yang nyatanya mampu membuat saya semakin optimis dengan mimpi-mimpi saya.

  • Duta, membayar uang pendaftaran sekolah dengan menggunakan uang receh yang ditabungnya sejak sekolah dasar sebesar 1 juta rupiah.
  • Sepasang Pasutri di Mojokerto (M.Zaka da Ningsih) dengan tabungan uang receh dalam galon air mencapai 60 Juta untuk membantu orangtua, membayar kontrakaan dan membeli kendaraan
  • Magetan, Menabung selama 38 tahun, mbah warti akhirnya berangkat haji.
  • Dita Sari wootekh membeli motor dari nabung unag jatah rokok 20.000 selama satu setengah tahun.


Kolase kisah orang-orang yang menginspirasi saya untuk rajin menabung

The Power of Receh yang sering disepelekan. Selain diatas, masih banyak kisah inspiratif yang membuka mata kita termasuk saya bahwa impian-impian yang terbentur masalah finansial sangat mungkin dapat diwujudkan dengan menabung. Berapapun nominal dan apapun metode menabung bisa kita pilih dan disesuaikan dengan diri masing-masing. 

Paling penting yaitu diperlukan komitmen untuk menabung sekarang juga demi ketenangan dan kenyamanan dimasa mendatang, dengan perwujudan impian-impian yang sudah kita targetkan dalam kurun waktu tertentu. Inspirasi untuk menabung tidak hanya berasal dari kisah hidup orang yang saya temukan tetapi juga dari kisah hidup sendiri.

Ketika uang tabungan yang saya kumpulkan sedikit demi sedikit memberi harapan dengan kejadian  finansial yang tak terduga. Saat itu tabungan saya memberi harapan sekaligus solusi dan dapat saya gunakan untuk membayar uang SPP kuliah disaat perekonomian keluarga tidak mendukung.

Benar-benar kejadian yang memberikan pelajaran kepada saya sampai hari ini. Kenapa saya harus menabung, kenapa saya harus repot-repot menyisihkan uang dan kenapa saya harus selalu belajar berhemat hanya demi celengan.

Pencapaian target impian dengan menabung. Tentu, cepat-lambatnya pencapaian yang kita targetkan dengan menabung akan ditentukan oleh seberapa besar komitmen. Menabung untuk masa depan dan bisa juga diandalkan untuk kebutuhan yang sifatnya mendadak dan datangnya tidak bisa kita prediksi. Ayo, menabung dari sekarang!

Banyak hal yang secara tidak langsung saya dapatkan dari kebiasaan menabung. Tidak disadari saya menjadi pribadi terlatih dalam pengembangan diri yang lebih baik dalam hal:

1. Melatih Kedisiplinan
2. Melatih Hidup sederhana & tidak boros
3. Melatih diri dalam hal perencanaan
4. Melatih menata keuangan

Bermacam-macam gaya menabung

Begitu banyak cara orang menabung saat ini. Menabung secara tradisonal seperti cara menabung yang sudah dikenalkan orang tua kepada kita sejak kecil atau kategori menabung secara modern dengan berbagai pilihan bank yang ada saat ini. Celengan ayam, celengan plastik, celengan dari bambu, celengan kaleng biskuit, botol air mineral atau masih ada yang suka menyimpan uang disela-sela halaman buku atau songkok? Hehe ...

Saya yakin masih ada yang menggunakan cara-cara menyimpan uang secara tradisonal seperti diatas. Akan tetapi bagi sebagian orang cara-cara diatas saat ini terasa kurang efektif sehingga banyak diantaranya memanfaatkan perkembangan teknologi dunia perbankan sebagai sarana untuk memudahkan menabung.

Memang wajar sih, manusiawi. Tapi bayangkan saja jika celengan ada didepan kita, dan pada saat itu juga kita sangat membutuhkan uang untuk membeli sesuatu yang kurang penting dan hanya karena dorongan untuk hal yang sifatnya bersenang-senang saja, bahaya kan? Oleh karena itu, orang-orang yang masih menabung secara tradisonal harus memiliki benteng yang super kuat untuk menjaga celengannya agar tetap utuh.

Meskipun demikan, saya masih menggunakan kedua macam gaya menabung diatas. Secara tradisonal dan modern di Bank. Saya perlu menabung secara tradisional dikarenakan nominal uang yang saya tabungkan secara harian tidaklah besar (baca: receh). Oh iya, gaya menabung yang saya lakukan waktu itu sangat terinspirasi dari postingan mbak Vindy ini ...


Oleh karena itu saya masih menggunakan botol air mineral 1,5 liter yang menjadi gaya menabung tradisonal ala saya. Jika botol dirasa sudah penuh dan sesak maka saya akan menabungkannya di bank. Saya pindahkan isi celengan itu ke bank per-1 atau kadang per-2 botol terisi penuh dengan alasan keamanan. Keamanan, dari jarahan tangan saya sendiri. 

Saya rasa jika teman-teman memiliki jumlah uang dicelengan lumayan banyak, lebih baik secara berkala untuk memindahkannya ditabungan bank. Sejumlah keuntungan dengan menabung (dalam hal ini khusus nominal ala celengan ya) di bank antara lain:

  1.Keamanan Tabungan  
Ini menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan utama memindahkan celengan saya secara berkala ditabungan bank. Tidak hanya melindungi dari kejailan tangan-tangan kita, bank sudah pasti memiliki sistem keamanan yang berlapis. Baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Bentuk perlindungan secara non fisik yaitu kerjasama bank dengan lembaga penjamin simpanan (LPS).



Dengan demikian akan menjamin keamanan uang ketika terjadi masalah yang berdampak buruk pada bank. Dengan kata lain, uang nasabah akan tetap bisa diambil karena di jamin LPS.Oh iya, fungsi, tugas dan wewenang LPS dapat dilihat pada tautan link berikut ini. Fungsi, tugas dan wewenang LPS. 

  2.Kebebasan bertransaksi  
Dengan bermacam-macam fitur lengkap yang dimiliki semua bank akan memudahkan kita. Transaksi penarikan, transfer, ATM, Internet banking, SMS bangking dsb selama 24 jam. Nasabah bisa memanfaatkan fitur-fitur ini untuk melakukan berbagai transaksi finansial jika dibutuhkan secara mendesak. Ingat! Bisa digunakan benar-benar mendesak atau dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang menjadi alasan menabung.

  3. Praktis dan lebih Terperinci  
Praktis: mengkonversikan botol-botol celengan air mineral menjadi nominal yang tertera di buku tabungan bank sehingga celengan botol tidak memenuhi ruangan. Begitu juga dengan rincian jelas jumlah tabungan demi tabungan setiap kita melakukan setoran ke bank akan secara jelas ditampilkan.Buku tabungan tersebut sebagai laporan keuangan dengan jumlah uang masuk dan keluar.

Jadi, Siapkah diri untuk meraih mimpi dengan menabung sekarang juga. Menabung adalah cara yang tepat dan rasional untuk mengupayakan mimpi dan harapan dimasa akan datang. Ketika berani bermimpi maka secara otomatis muncul tanggungjawab yang terpatri dalam diri untuk mewujudkannya. Ayo menabung!

Related Posts

2 komentar

  1. Waah ini inspiratif banget nih ..., mengajarkan dan membiasakan diri menabung sejak kecil 👍

    Nice post

    BalasHapus
  2. Disepelein itu emang gak enak ya, Mas Agus. Semoga tulisannya bisa menginspirasi yang lain juga ya, Mas. Aamiin. Ayo Nabuuuuung!

    BalasHapus