RGu3u8BLriTwtLKTeinGPrfojNsvmeTyU6ah0e1k

Kobar Semangat Justitia Avila Veda: Pahlawan Bagi Korban Kekerasan Seksual dari Jawa Barat

"Pemberian tanpa pamrih adalah jalan menuju kebesaran hati."

Di balik cahaya gemerlap perkotaan Jawa Barat, terdapat seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang mengabdikan hidupnya untuk membela dan mendampingi para korban kekerasan seksual. Sosok itu adalah Justitia Avila Veda, seorang aktivis yang telah menjadi cahaya harapan bagi mereka yang terjerat dalam cengkeraman traumatis kekerasan seksual.

Kekerasan seksual di Indonesia adalah isu serius yang mempengaruhi banyak individu dan masyarakat. Data statistik mengenai kekerasan seksual di negara ini sangat mengkhawatirkan. Menurut laporan Komnas Perempuan, pada tahun 2020 saja, terdapat lebih dari 111.000 kasus kekerasan seksual yang dilaporkan, dan angka ini hanyalah puncak gunung es mengingat banyak kasus yang tidak terlaporkan. 

Fenomena ini mencakup berbagai bentuk, mulai dari pelecehan verbal hingga perkosaan yang mengerikan. Sedangkan jumlah kekerasan terhadap perempuan (KtP) yang dilaporkan sebanyak 299.911 kasus pada 2020 data telah dicatat oleh Komnas Perempuan. Itu artinya hampir 300 Ribu Kasus Kekerasan terhadap Perempuan Terjadi pada 2020


Faktor-faktor yang menyebabkan fenomena kekerasan seksual begitu meluas di Indonesia meliputi ketidaksetaraan gender, budaya patriarki, dan minimnya kesadaran akan pentingnya menghormati hak asasi manusia. Norma sosial yang meremehkan perempuan dan merendahkan martabat mereka, bersama dengan rendahnya tingkat pendidikan dan pemahaman mengenai kesehatan seksual, semakin memperburuk situasi ini.

Dampak kekerasan seksual tidak hanya berdampak pada individu korban, tetapi juga merasuki jaringan sosial secara luas. Kekerasan seksual menciptakan luka emosional yang mendalam pada korban, mengganggu kesejahteraan mental, dan meruntuhkan rasa percaya diri serta harga diri mereka. Selain itu, trauma yang diakibatkan oleh kekerasan seksual dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama, memengaruhi hubungan interpersonal, prestasi akademis, dan kinerja pekerjaan.

Di tingkat masyarakat, kekerasan seksual menciptakan atmosfer ketidakamanan dan perasaan takut, yang menghalangi perkembangan sosial dan ekonomi. Dampak ini merambat pada keluarga korban, teman-teman, dan komunitas secara keseluruhan. Oleh karena itu, mengatasi kekerasan seksual bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga langkah esensial dalam membangun masyarakat yang adil, aman, dan mendukung pertumbuhan individu dalam segala aspek kehidupan.

***

Salah satu permasalahan utama adalah rendahnya laporan dan penuntutan kasus kekerasan seksual. Ini bisa disebabkan oleh stigma sosial, ketakutan terhadap pembalasan, serta kurangnya dukungan dari sistem hukum. Perlu adanya pendekatan holistik untuk mengatasi fenomena ini, melalui pendidikan yang lebih baik, kampanye kesetaraan gender, serta peningkatan akses terhadap layanan medis dan konseling untuk para korban. 


Siapa saja bisa menjadi korban kekerasan seksual. Tidak hanya Perempuan, laki-laki pun juga. Korban kekerasan seksual bisa berasal dari berbagai latar belakang, usia, jenis kelamin, dan identitas gender. Kekerasan seksual tidak mengenal batasan dan dapat terjadi pada siapa saja. Hanya saja, memang kekerasan ini lebih banyak terjadi pada peremuan.

Mendukung atau menjadi penggerak dalam program untuk mengatasi kekerasan seksual adalah langkah penting untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
  • Pendidikan dan Kesadaran: Salah satu langkah pertama adalah meningkatkan pemahaman mengenai kekerasan seksual di kalangan masyarakat. Seminar, lokakarya, atau diskusi kelompok tentang isu ini. Sampaikan informasi tentang jenis-jenis kekerasan seksual, dampaknya terhadap korban, serta langkah-langkah pencegahan.
  • Dukungan untuk Korban: Sediakan dukungan moral dan emosional bagi korban kekerasan seksual. Bantu mereka merasa didengar dan dihormati, dan berikan informasi mengenai layanan medis, konseling, dan hukum yang tersedia untuk mereka.
  • Partisipasi dalam Kampanye: Bergabung dengan kampanye yang mempromosikan kesadaran tentang kekerasan seksual dan hak-hak korban. Memanfaatkan media sosial untuk membagikan informasi, cerita inspiratif, dan sumber daya yang bermanfaat.
  • Volunteer: Bergabunglah dengan organisasi atau lembaga yang fokus pada mengatasi kekerasan seksual. Berkontribusi sebagai sukarelawan untuk membantu dalam acara, program edukasi, atau layanan dukungan.
  • Advokasi: Berbicaralah dengan pemimpin masyarakat, anggota legislatif, atau pejabat pemerintah untuk memperjuangkan perubahan kebijakan yang lebih baik terkait hukum, pendidikan, dan dukungan bagi korban kekerasan seksual.
  • Pendidikan Seksual: Berkontribusilah dalam penyuluhan pendidikan seksual yang inklusif dan edukatif. Ajarkan anak-anak dan remaja mengenai persetujuan, batasan pribadi, serta pentingnya menghormati hak-hak orang lain.
  • Mendorong Responsibilitas: Ajak pria dan laki-laki untuk berpartisipasi aktif dalam mengatasi kekerasan seksual. Mendorong tanggung jawab kolektif dalam mencegah dan menentang perilaku yang merugikan.
  • Donasi: Jika memungkinkan, dukung organisasi yang bekerja untuk mengatasi kekerasan seksual melalui sumbangan finansial atau barang-barang yang mereka butuhkan.
  • Menggunakan Kemampuan Kreatif: Jika memiliki keterampilan kreatif, seperti menulis, melukis, atau membuat konten multimedia, gunakanlah kemampuan tersebut untuk menyuarakan isu kekerasan seksual dan menginspirasi orang lain untuk bertindak.
  • Self-Education: Terus belajar tentang isu kekerasan seksual, termasuk tren terbaru, statistik, dan metode terbaik untuk mendukung korban. Dengan pemahaman yang lebih dalam dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan berharga kepada orang lain.
Setiap tindakan, bagaimanapun kecilnya, dapat memberikan kontribusi dalam upaya mengatasi kekerasan seksual. Penting untuk tetap konsisten dan tekun dalam upaya karena perubahan memerlukan waktu dan usaha bersama.

Tahun 2022 lalu, prestasinya berbuah dan semakin diakui ketika ia dinobatkan sebagai Profil Penerima Apresiasi dalam ajang SATU Indonesia Awards.

Instagram.com/advokatgender

Kilas Balik Perjalanan Awal Justitia Avila Veda

Justitia Avila Veda merasakan getaran kehidupan sehari-hari yang tak jarang menyimpan cerita-cerita pahit di balik senyum manusia. Namun, bukan rasa iba yang melandasi perjuangannya, melainkan dorongan untuk memulihkan harga diri dan hak asasi manusia yang telah terinjak-injak. Pernah mengalami kekerasan seksual yang menimpa dirinya membuatnya teguh menjalankan gerakan untuk membantu korban kekerasan seksual.


Segalanya dimulai saat Justitia, saat itu masih remaja, mengikuti sebuah seminar tentang kesetaraan gender dan hak asasi manusia. Seminar ini bukan hanya menggugah kesadarannya, tetapi juga membakar semangatnya untuk mengambil bagian dalam memerangi kekerasan seksual. Dari saat itu, ia menyadari bahwa dunia masih membutuhkan banyak perubahan, dan ia siap menjadi agen perubahan tersebut.

Pejuang Tak Kenal Lelah Sebagai Pendamping Pro Bono

Setelah menyelesaikan studinya dalam bidang psikologi, Justitia Avila Veda dengan berani memasuki wilayah yang kadang-kadang dihindari oleh banyak orang. Ia memilih menjadi pendamping pro bono bagi korban kekerasan seksual.

Dapat dipahami bahwa, pendamping pro bono adalah seseorang atau profesional yang secara sukarela dan tanpa mengharapkan bayaran memberikan bantuan atau dukungan hukum kepada individu atau kelompok yang membutuhkan, terutama yang tidak memiliki akses atau sumber daya untuk membayar layanan hukum. Keputusan ini bukanlah hal yang mudah, karena pekerjaan ini seringkali penuh dengan emosi yang menguras dan kisah-kisah yang memilukan. 

Bukan seorang Justitia Avila Veda namanya, jika kemudian ia tetap tegak dan tegar dengan kedua kakinya. Hingga, semua aktivitas dan peran aktifnya dapat kita lihat dalam instagram @advokatgender, kolektif advokat yang menyediakan konsultasi hukum gratis bagi korban kekerasan/ pelecehan seksual.


Justru, Justitia menerjemahkan motivasinya menjadi nyata dengan cara yang luar biasa. Kiprahnya memberikan dukungan psikologis, bantuan hukum, dan pemulihan bagi korban kekerasan seksual. Organisasi ini menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang merasa terpinggirkan dan diabaikan oleh masyarakat.

Dengan tekad dan latar belakang yang mumpuni sebagai advokat, ia juga memiliki aksi nyata dalam membentuk program sosial yang dinamainya KAKG (Kelompok Advokat untuk Keadilan Gender). Dimana dalam misinya yaitu melakukan pendampingan kepada korban kekerasan seksual berbasis teknologi.

Mengikuti Jejak Inspiratif: Kisah Menginspirasi Justitia Avila Veda Hingga Peroleh SATU Indonesia Awards tahun 2022

Tidak hanya membantu individu secara langsung, Justitia Avila Veda juga menjadikan pendidikan dan advokasi sebagai senjata utamanya. Ia juga aktif memberikan seminar dan workshop di berbagai komunitas, sekolah, dan institusi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mencegah dan mengatasi kekerasan seksual. Disamping itu melalui kampanye-kampanye edukatifnya, Justitia berharap bisa menghentikan lingkaran kekerasan yang terus berputar.

Dibalik perjuangan-perjuangan itu, ada apresiasi besar dari banyak pihak atas apa yang ia lakukan. Prestasi dan penghargaan yang diraihnya dalam SATU Indonesia Awards tahun 2022 adalah wujud nyata apresiasi dan pengakuan atas dedikasi dan kerja kerasnya.


Kolektif Advokat untuk Keadilan Gender berhasil menjadi Penerima Apresiasi Bidang Kesehatan 13th SATU Indonesia Awards 2022.(Instagram.com/advokatgender)

Namun, lebih dari itu, penghargaan ini menjadi bukti bahwa perjuangan Justitia Avila Veda tidak hanya menginspirasi individu, tetapi juga mampu menggerakkan masyarakat luas untuk peduli dan berpartisipasi dalam upaya mengakhiri kekerasan seksual.

Warisan Kebaikan untuk Masa Depan

Justitia Avila Veda adalah contoh hidup nyata bahwa kebaikan dan ketulusan masih ada dalam dunia yang penuh dengan tantangan. Warisannya akan terus bersinar dan memberikan harapan bagi masa depan yang lebih baik. Di bawah kepemimpinannya terus menjadi tempat perlindungan dan pemulihan bagi korban kekerasan seksual, serta sumber pengetahuan dan pencerahan bagi masyarakat.

Sebagai individu dan sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk meneruskan semangat perubahan yang telah ditanamkan oleh Justitia Avila Veda. Mari bersama-sama melangkah menuju dunia yang lebih adil, tanpa kekerasan, dan penuh dengan cinta dan empati. Justitia mengajarkan kepada kita bahwa satu tindakan kecil dapat membuat perbedaan besar, dan bahwa setiap orang memiliki peran dalam merawat dan melindungi sesama manusia.
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar