RGu3u8BLriTwtLKTeinGPrfojNsvmeTyU6ah0e1k

Untuk Bapak & Ibu di rumah : Hadiah tak seberapa untuk melihat kalian selalu tersenyum bangga

Tulisan ini ditulis tepat pukul 01.00 dini hari. Beberapa saat ketika alarm membangunkan saya malam ini. Sebuah tulisan yang ditulis dengan suasana perasaan yang sama seperti beberapa waktu lalu, tepat di jam seperti sekarang ini. Nada alarm yang mewujudkan beberapa paragraf tulisan hingga tidak saya sadari pagipun datang. 


Nada alarm yang mewakili perasaan saya ini sudah sekitar satu minggu menjadi nada alarm smartphone. Saya suka dan entah kenapa setelah mendengarkan ringtone ini saya semakin semangat menjalani aktivitas. Hampir terdengar sempurna, khusunya lirik yang membuat saya terdiam dan berkaca-kaca di heningnya malam .

Ibu
Kekhawatiranku satu
Jika ketika aku sudah menemukan pendamping hidupku
Aku khawatir apakah kita nanti masih bisa melakukan semua hal berdua?

Mas Panji, terimakasih untuk karyanya. Melodi puisi-nya mas Panji benar-benar membuat saya semakin semangat untuk menghargai waktu dan memperoleh sebanyak mungkin pencapaian (sesegera mungkin) teruntuk Bapak dan Ibu di rumah. Tapi yang tidak kalah akan membuat saya lega, bisa membuat mereka tersenyum di hari tua-nya dengan pencapaian yang sudah saya lakukan. 

Ya, memang tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang mereka lakukan untuk saya dan mbak (kakak perempuan saya). "Pontang-panting"-nya bapak Ibu mencarikan biaya agar kedua anaknya tuntas memperoleh gelar sarjana. Ketulusan beliau benar-benar membuat membuat saya geleng-geleng. Sering mengaku masih punya uang padahal kondisi keuangan sedang memprihatinkan. Begitula kalimat yang sering saya dengarkan samar-samar di kamar tidur saat Bapak-Ibu sedang menikmati percakapan via telepon dengan kakak yang sedang merantau diluar pulau.


Setau saya, seringkali Bapak dan Ibu berbohong kepada kami. Misalnya saja, Bapak dan Ibu selalu mengatakan ada simpanan (uang) ketika saya terlihat membutuhkan biaya kuliah. Jikapun tidak ada simpanan saat itu, mereka akan meyakinkan saya untuk tidak memikirkan itu. Entah, bagaimana cara mereka melakukan ini semua untuk saya. Semuanya akan ada ketika saya akan menggunakan uang itu, begitulah mereka meyakinkan saya.

Pak, Bu. Doakan kami, anak-anakmu menjadi pribadi yang selalu membuat kalian bangga dan tersenyum di hari tua. Harapan yang sering kalian sampaikan kepada anak-anakmu saat nonton televisi. Ya, saya dan mbak akan bersama-sama menjaga Bapak-Ibu di hari tua. Sehat-sehat terus ya!

Bapak-Ibu adalah tim sukses kami yang selalu siap siaga dibelakang kami. Buktinya, mereka selalu meng-iya-kan apapun yang saya suka selama hal tersebut bersifat postif. Tapi tidak semua. Lampu hijau yang mereka berikan tergantung oleh seberapa kuat saya meyakinkah mereka dengan langkah yang akan saya ambil.


Tak jarang bapak-ibu tak sepaham. Ketika ibu berkata tidak, Bapak berkata iya, begitu sebaliknya. Jika seperti ini, jalan tengah yang saya ambil adalah dengan mengurungkan niat tersebut. Adil kan? Karena bagi saya, tanpa "lampu hijau" dari mereka saya tidak akan menjalani semuanya dengan lapang meskipun saya bisa melakukannya. Bayang-bayang bersalah akan selalu mengikuti bagi saya yang tidak biasa melakukan suatu hal tanpa sepengetahuan mereka. Oleh karena itu, saya selalu berharap bapak dan ibu selalu sehat dan menjaga kesehatan di rumah.

Namun yang perlu aku yakini, aku takkan pernah khawatir
aku kan selalu menyempatkan waktuku untukmu
Oleh karena itu, kau jangan khawatir
panggil aku kapanpun kau mau
 aku akan menemanimu, pak-bu.
[Panji Ramdhana]

Ya, Sebesar apapun yang saya berikan untuk mereka rasanya tidak akan pernah impas dibandingkan dengan semua yang sudah mereka lakukan. Meskipun demikian, saya dan mbak akan selalu berusaha membuat mereka selalu bahagia dengan hal-hal kecil yang sebisa mungkin kami lakukan.

Salah satu hal yang saya rindukan saat cukup lama tidak pulang kerumah adalah curhatan ibu. Masih sama dengan ibu-ibu lainnya. ibu selalu mengeluh saat harga kebutuhan dasar dapur yang semakin hari semakin naik. Misalnya saja, harga cabe yang tak kunjung turun. Kata ibu, semenjak harga cabe ini naik, harga kebutuhan dapur lainnya juga ikut menyusul. Meskipun saya tidak punya solusi dengan urusan dapur yang satu ini, setidaknya dengan mendengarkan unek-unek ibu, saya bisa menjadi teman curhat untuknya. Hehe.


Tentu, hal ini menjadi semakin berat untuk keluarga kami dengan pendapatan yang tak menentu. Berharap hasil panen dari sawah orang dari sistem bagi hasil. Belum lagi ketika panen terancam gagal karena serangan hama. Hal-hal seperti inilah yang mereka sering laporkan (baca: curhat) kepada saya ketika pulang ke rumah. Bapak yang serius dan Ibu yang lebih ekspresif ketika bercerita adalah hiburan yang selalu saya kangeni ketika jauh dari mereka. Kedua orang tua adalah orang yang saya sayangi.

Kalau saya diberi pertanyaan tentang hadiah yang cocok untuk bapak-ibu tentu akan saya sesuaikan dengan apa yang mereka butuhkan saat ini (menurut saya aja sih). Untuk Ibu saya ingin memberikan voucher belanja. Sedangkan untuk bapak, hadiah alat cukur rambut adalah pilihan yang paling tepat. Bukan asal, alasannya cukup simple. Untuk Bapak & Ibu di rumah: Hadiah tak seberapa untuk melihat kalian selalu tersenyum bangga itulah alasan utamanya.

Nah, ceritanya sebelumnya udah ubek-ubek elevenia untuk mencari hadiah yang sekiranya pas buat bapak-ibu. Dan akhirnya terpilihlah 2 jenis barang diatas. Untuk ibu, voucher ini pasti sangat berguna buat belanja kebutuhan sehari-hari (yang sering mengeluh karena harga cabe mahal gak turun-turun .. hehe ...). Tugas saya kemudian hanya tinggal mengantar ibu ke modern market untuk menggunakan voucher ini. Hehe. Sekaligus membiasakan ibu untuk mengikuti trend kekinian, bahwa belanja itu tidak harus dibayar menggunakan uang tunai, dengan kertas ajaib yang bernama voucher ini salah satunya.

Sedangkan alat cukur rambut ini adalah hadiah yang paling cocok untuk bapak. Meskipun tidak pernah kursus atau belajar ilmu di barbershop, bapak juga ahli mencukur rambut. Tidak, bapak tidak sedang membuka jasa cukur rambut. Tapi biasanya, para tetangga di sekitar rumah datang ke rumah hanya untuk minta tolong kepada bapak mencukur rambut a.k.a gratis. Hanya dengan menggunakan senjata "gunting" eksekusi dilakukan. Hasilnya? Cukup rapi dan tidak kalah dengan jasa tukang cukur yang ada disekitar rumah. Menabung Pahala bukan? Ya, tentu dong. Oleh karena itu, biar makin pro! alat cukur satu set ini cocok untuk hadiah bapak. Maklum, sejak saya memperlihatkan alat ini dengan harga yang begitu murahnya di elevenia, bapak sangat menginginkan alat ini. Tapi hingga sekarang belum saya realisasikan. Lalu kapan dong? Secepatnya ... hehe.

Related Posts

Related Posts

2 komentar

  1. apapun itu hadiahnya semoga tercapai dan tetap sayang orang tuanya ya mas :)

    BalasHapus
  2. Semoga hadiahnya bisa segera digenggam ayah dan ibu. Aamiin.

    BalasHapus